Jenis dan Ciri-ciri Fisik dan Non Fisik Manusia Purba di Indonesia

Pernah mendengar istilah ‘Manusia Purba”?? ya... manusia purba adalah manusia yang hidup sebelum tulisan ditemukan. Manusia purba yang paling tertua di dunia diperkirakan berumur lebih dari 4 juta tahun yang lalu. Maka dari itu, para ahli sejarah menyebutnya sebagai Prehistoric People atau manusia praaksara.

Bukti  tentang  keberadaan  manusia  purba  didapatkan     melalui  suatu penelitian dan penggalian suatu wilayah yang diperkirakan sebagai tempat hidup manusia purba. Penggalian itu bisa menghasilkan temuan yang berupa sisa-sisa tumbuh-tumbuhan, hewan, dan juga manusia yang sudah membatu yang disebut fosil. Fosil tumbuhan, hewan dan juga manusia tersebut di temukan di lapisan bumi tertentu. Dengan mengetahui umur pada lapisan bumi, bisa diketahui umur pada fosil. Fosil yang berada pada lapisan kulit bumi paling bawah adalah yang tertua, dan semakin ke atas berarti semakin muda usia fosil.

Berdasarkan penelitian geologi, diperkirakan bumi telah terbentuk   sekitar 4,6 milyar tahun silam. Pembagiannya dapat dilihat berikut ini :

  • Zaman paling tua adalah Arkhaikum, dimana kulit bumi masih sangat panas dan belum ada tanda-tanda kehidupan.
  • Paleozoikum,    ditandai    dengan    mulai    munculnya    kehidupan,    seperti mikroorganisme,  ikan,  amfibi,  reptil,  dan  juga  binatang-binatang  lain  yang tidak bertulang punggung.
  • Mesozoikum,  atau  pertengahan,  hidup  jenis  reptil  mencapai  tingkat  yang terbesar (Dinosaurus dan sejenisnya), setelah itu muncul kehidupan yang lain, yaitu jenis burung dan binatang menyusui.
  • Neozoikum, sering disebut juga zaman hidup baru. Zaman ini dapat dibedakan menjadi  dua  zaman,  yaitu:  Tersier,  ditandai  dengan  berkembangnya  jenis binatang  menyusui   seperti   kera,   dan   Kuartier  ditandai   dengan   adanya kehidupan manusia. Zaman kuarter dibagi lagi menjadi zaman Pleistocen dan Holocen.  Zaman Pleistocen atau Dilluvium berlangsung sekita 1,6 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini ditandai dengan adanya manusia purba.  Zaman Holocen atau Alluvium berlangsung kira-kira 200.000 - 12.000 tahun yang lalu dan  terus  berkembang  sampai  dewasa  ini.  Zaman  ini  ditandai  dengan munculnya  manusia  jenis  Homo  Sapiens,  yang  merupakan  nenek  moyang manusia modern sekarang ini.

Berikut ini akan dipaparkan jenis-jenis manusia purba yang ada di di Indonesia beserta ciri-ciri fisik masing-masing.

1. Meganthropus Palaeojavanicus

Jenis manusia purba dari golongan Australopitecus ini adalah yang ditemukan di Indonesia. Meganthropus Palaeojavanicus (Manusia Raksasa
dari Pulau Jawa), pertama  kali ditemukan oleh peneliti kelahiran Jerman-
Belanda, Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald di Sangiran, Jawa Tengah pada 1941. Fosil itu dinamai "mega" karena ukurannya besar, paling besar dibanding fosil-fosil yang ditemukan sebelumnya. Meganthtopus temuan Von Koeningswald berasal dari masa Pleistosen awal (lapisan bawah).
Berikut ciri-ciri Meganthropus:
  • Berbadan tegap
  • tonjolan tajam di belakang kepala
  • Bertulang pipi tebal
  • tonjolan kening yang mencolok
  • Tidak berdagu
  • Otot kunyah, gigi, dan rahang besar dan kuat

Dari aspek non fisik,   secara umum ciri-ciri manusia Australopitecus adalah : 
  • Bertempat tinggal di tempat terbuka seperti padang rumput dan berada pada lingkungan semak-semak di hutan kayu
  • Pemakan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan seperti buah, kacang, biji, dan  umbi  akar.  Berdasarkan  analisis  dari  pola  pemakaian  gigi,  jenis manusia purba ini memakan buah-buahan dan dedaunan.
  • Pada   perkembangannya   mulai   memakan   daging,   sehingga   dapat disimpulkan bahwa Australopithecus merupakan spesises pertama yang melakukan perburuan binatang besar. Analisis kimia pada gigi menunjukkan bahwa mereka mencampurkan daging ke dalam makanan yang dikonsumsi, tetapi dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Australopithecus diduga mengumpulkan daging hewan daripada memburu hewan.
  • Spesies  ini  diperkirakan  menggunakan  peralatan  sederhana  seperti tongkat yang ditemukan di sekitar fosil dan tulang belulang binatang. Batu-batuan mungkin juga telah digunakan sebagai alat untuk kehidupan sehari-hari. Namun, tidak ada bukti yang menyatakan bahwa batu-batu ini telah dirubah bentuknya atau dimodifikasi.
2. Pithecanthropus Robustus dan Pithecanthropus Mojokertensis (pithe = kera) 
Jenis manusia ini ditemukan oleh Ralph von Koenigswald pada 1936 di Lembah Sungai Brantas. Manusia ini dianggap generasi lebih muda dibandingkan dengan jenis manusia pertama. Jenis manusia purba ini masih mirip kera sehingga disebut pithe.

3. Pithecanthropus Erectus (erectus = tegak) 
Manusia jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada 1890–1892 di Desa Trinil, dekat Ngawi, Madiun. Berdasarkan temuan tengkoraknya, jenis manusia ini bertubuh agak kecil dan memiliki kemampuan pikir yang masih rendah. Volume otak kepalanya masih 900 cc, sedangkan volume otak manusia modern adalah lebih dari 1000 cc, dan jenis kera tertinggi 600 cc. Diperkirakan jenis manusia ini hidup kira-kira 1 juta hingga 600.000 tahun silam.

4. Homo Soloensis
Kedua jenis manusia ini ditemukan pada 1931–1934. Homo Soloensis ditemukan di sepanjang Bengawan Solo (Ngandong, Sambungmacan, dan Sangiran) oleh C. Ter Haardan W.F.F. Oppenoorth. Bentuk tubuhnya tegak dan keningnya sudah tidak menonjol.Mereka hidup dari 900.000 sampai 200.000 tahun yang lalu. Adapun Homo Wajakensis ditemukan oleh Von Rietschoten di Desa Wajak pada 1888 dan Eugene Duboispada 1889.
Diperkirakan manusia jenis ini hidup dari 60.000 sampai 25.000 tahun yang lalu. Kedua jenis manusia ini disebut homo karena mirip manusia modern. Volume otaknya pun sudah mencapai 1300 cc. Mereka juga disebut sebagai homo sapiens karena kecerdasannya hampir menyamai manusia modern sekarang. Jenis Manusia Wajak diperkirakan merupakan nenek moyang bangsa asli Australia, yaitu bangsa Aborigin.

5. Homo Mojokertensis
Manusia jenis ini ditemukan oleh Ralph von Koenigswald pada 1936 di Mojokerto. Fosil yang ditemukan adalah sebuah tengkorak anak-anak yang diperkirakan belum melewati umur 5 tahun. Ralph von Koenigswold memperkirakan fosil Homo Mojokertensis ini adalah fosil yang berasal dari anak-anak Pithecanthropus.



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama