Lahirnya Sumpah Pemuda

Latar belakang Sumpah Pemuda

Pernahkah kalian bersumpah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu?. Seringkali ketika kita melakukan kesalahan karena penyesalan yang kita rasakan kita mengucapkan sumpah untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut. Tahukah kamu di dalam sumpah yang kita ucapkan terdapat janji kita terhadap Tuhan, diri sendiri dan kepada orang lain yang mengikat, dan akan terus kita ingat dan berusaha kita tepati. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas sebuah peristiwa besar yang di dalamnya terdapat sumpah atau janji dari para pemuda kepada bangsa dan tanah airnya. Peristiwa tersebut dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda merupakan salah satu kejadian penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Sumpah atau ikrar dari sejumlah pemuda inilah yang menjadi penyemangat bangsa demi cita-cita berdirinya negara Indonesia. Para pemuda di masa itu  sadar  bahwa  pergerakan  organisasi  yang bersifat       kedaerahan       tidak       pernah   memberikan   hasil   berarti   untuk kemerdekaan Indonesia karena pergerakan seperti itu sangat mudah dipatahkan oleh penjajah Belanda.

Sebab itulah organisasi-organisasi pemuda ini sepakat untuk melebur menjadi satu dan membuat pergerakan secara serentak untuk melawan penjajah, hal  inilah  yang  membuat  para  pemuda  sepakat  untuk  mengadakan  kongres pemuda. Kongres ini bertujuan untuk menyatukan organisasi-organisasi yang pada saat itu terpecah belah. Kongres pemuda diadakan sebanyak dua kali, yakni Kongres        Pemuda kesatu yang berlangsung pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926. Sedangkan Kongres Pemuda Kedua diadakan pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928.

Sumpah Pemuda lahir dari Kongres Pemuda  Kedua  yang  diadakan  selama dua hari lamanya, tepatnya di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres ini diadakan oleh Perhimpunan Pelajar- Pelajar  Indonesia  (PPPI).  Anggota  PPPI terdiri  dari  pelajar-pelajar dari seluruh  wilayah Indonesia. Ada sejumlah perwakilan dari berbagai organisasi kepemudaan di Indonesia yang menghadiri kongres ini, yakni :

1.   Jong Java

2.   Jong Batak

3.   Jong Celebes

4.   Jong Sumatranen Bond

5.   Jong Islamieten Bond

6.   Jong Ambon

Kongres yang diadakan di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta ini bukanlah pertemuan yang pertama yang diadakan oleh para pemuda. Pertemuan pertama justru diadakan pada tahun 1926. Hasil dari pertemuan ini keluar pada tanggal  20 Februari  1927. Di  tahun berikutnya, tepatnya di bulan Mei  1928 pertemuan para pemuda ini kembali diadakan dan dilanjutkan lagi dengan pertemuan di tanggal 12 Agustus 1928 yang dihadiri oleh seluruh barisan organisasi pemuda Indonesia. Dari pertemuan tanggal 12 Agustus 1928 inilah yang memutuskan untuk mengadakan kongres di bulan Oktober 1928. Perihal susunan kepanitiaan diambil dari masing-masing perwakilan organisasi kepemudaan.

Keputusan inilah yang mengobarkan semangat para pejuang tanah air untuk memperjuangkan terbentuknya tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa  persatuan,  Bahasa  Indonesia.  Pada  perkumpulan-perkumpulan  yang membahas kemerdekaan Indonesia berikutnya, Sumpah Pemuda selalu dijadikan asas bersama. Selain itu, Sumpah Pemuda juga selalu disiarkan di semua surat kabar berbahasa Indonesia dan selalu dibacakan sebagai pembuka rapat perkumpulan-perkumpulan.

Pelaksanaan Sumpah Pemuda 

a. Kongres Pemuda 1

Kongres Pemuda yang pertama ini diadakan pada tanggal 30 April hingga 2 Mei 1928. Kongres ini dihadiri oleh perwakilan-perwakilan dari Jong Java, Jong  Islamieten Bond, Jong Sumatra Bond Jong Ambon, Sekar Rukun Jong Batak dan para Pemuda Theosofi. Kongres pertama ini mengedepankan tema pentingnya persatuan dan kesatuan para pemuda yang kemudian berdiri dalam satu payung untuk mencapai Indonesia merdeka.

Sejumlah tokoh yang menjadi pembicara dalam kongres ini adalah Sumarto, M. Tabrani, Muh. Yamin, Bahder Johan dan Pinontoan. Meski terbentuk kesepakatan untuk menerima dan mengakui cita-cita persatuan Indonesia, badan untuk mewadahi semua organisasi pemuda saat itu masih gagal terbentuk. Hal ini terjadi karena adanya kesalahpahaman serta beda pendapat antara anggota kongres.

Setelah Kongres Pemuda 1 ini, masih diadakan sejumlah pertemuan lainnya  untuk  membahas  mengenai  wadah  tunggal  organisasi  pemuda  dari seluruh Indonesia. Keputusan penting hasil dari Kongres Pemuda 1 ini adalah:

1.   Semua  perkumpulan pemuda  harus  bersatu  dalam  organisasi

2.   Perlu segera diadakannya Kongres Pemuda kedua.


b. Kongres Pemuda 2

Ada tiga rapat yang dihadiri oleh para pemuda di Kongres Pemuda Kedua ini. Rapat pertama bertempat di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng), hari Sabtu, 27 Oktober 1928. Rapat dibuka oleh Ketua PPPI, Soegondo Djojopoespito.

Dalam sambutannya, Soegondo mengatakan bahwa ia sangat mengharapkan  kongres ini bisa memperkuat semangat persatuan yang ada di dalam hati para pemuda peserta kongres, dan seluruh Indonesia nantinya.  Ia melanjutkan dengan menjelaskan lima factor yang bisa membuat persatuan Indonesia menjadi lebih kuat, yakni sejarah, Bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan yang kuat.

Rapat  kedua  bertempat  di  Gedung  Oost-Java  Bioscoop  di  tanggal  28 Oktober 1928. Rapat kedua ini banyak membahas seputar pendidikan. Di hari kedua    ini    yang    jadi    pembicara    adalah    Poernomowoelan    dan    Sarmidi Mangoensarkoro. Kedua pembicara ini memiliki pendapat   bahwa   anak-anak   harus   mendapat pendidikan kebangsaan. Selain itu mereka juga mengetengahkan     pentingnya     keseimbangan antara pendidikan sekolah dan di rumah.

Rapat ketiga, sekaligus menutup kongres mengambil tempat di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Di sini Sunario yang menjadi pembicara memberikan penjelasan akan pentingnya nasionalisme dan demokrasi mengiringi gerakan kepanduan. Ramelan yang ikut menjadi pembicara di rapat ketiga ini mengatakan bahwa gerakan kepanduan tidak boleh dipisahkan dari pergerakan nasional. 

Soegondo


Gerakan kepanduan yang ditanamkan sejak dini  pada anak-anak bisa mendidik mereka untuk menjadi disiplin dan mandiri. Kedua hal tersebut sangatlah dibutuhkan dalam perjuangan menuju kemerdekaan. Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :

Ketua  : Soegondo Djojopoespito (PPPI)

Wakil Ketua    : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)

Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond) Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)

Pembantu  I  :  Djohan  Mohammad  Tjai (Jong Islamieten Bond)

Pembantu    II    :    R.    Katja    Soengkana (Pemoeda Indonesia)

Pembantu III : Senduk (Jong Celebes) Pembantu  IV  :  Johanes  Leimena  (yong Ambon)

Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Peserta:     Abdul     Muthalib     Sangadji, Purnama Wulan, Abdul Rachman, Raden Soeharto, Abu Hanifah, Raden Soekamso, Adnan Kapau Gani, Ramelan, Amir (Dienaren van Indie), Saerun (Keng Po), Anta Permana, Sahardjo, Anwari, Sarbini, Arnold Manonutu, Sarmidi Mangunsarkoro, Assaat, Sartono, Bahder Djohan, S.M. Kartosoewirjo, Dali, Setiawan,    Darsa,    Sigit    (Indonesische Studieclub), Dien Pantouw, Siti Sundari, Djuanda,   Sjahpuddin   Latif,   Dr.Pijper,  Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken), Emma Puradiredja, Soejono Djoenoed Poeponegoro, Halim, R.M. Djoko Marsaid, Hamami, Soekamto, Jo Tumbuhan, Soekmono, Joesoepadi, Soekowati (Volksraad), Jos Masdani, Soemanang, Kadir, Soemarto,  Karto  Menggolo,  Soenario  (PAPI  &  INPO),  Kasman  Singodimedjo, Soerjadi, Koentjoro Poerbopranoto, Soewadji Prawirohardjo, Martakusuma, Soewirjo, Masmoen Rasid, Soeworo, Mohammad Ali Hanafiah, Suhara, Mohammad Nazif, Sujono (Volksraad), Mohammad Roem, Sulaeman, Mohammad Tabrani, Suwarni, Mohammad Tamzil, Tjahija, Muhidin (Pasundan), Van der Plaas (Pemerintah Belanda), Mukarno, Wilopo, Muwardi, Wage Rudolf Soepratman, Nona Tumbel.


Teks Sumpah Pemuda

Isi Sumpah Pemuda

Satu hal yang unik adalah istilah Sumpah Pemuda tidak muncul pada hasil kongres di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 tersebut. Istilah ini justru muncul setelah kongres itu selesai. Ini dia bunyi dari Sumpah Pemuda yang tercatat di prasasti dinding Museum Sumpah Pemuda:

Pertama    :  Kami Poetra dan Poetri Indonesia, Mengakoe Bertoempah darah  Jang  Satoe,  Tanah  Indonesia.  (Kami  Putra dan  Putri  Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, Tanah Indonesia). 

Kedoea  : Kami Poetra dan Poetri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia (Kami Putran dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia).

Ketiga  : Kami  Poetra  dan  Poetri  Indonesia,  Mendjoendjoeng  Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia)

Ketiga kalimat yang menjadi rumusan Kongres Sumpah Pemuda tersebut ditulis oleh  Moehammad Yamin  di atas  secarik  kertas  yang  disodorkan  pada Soegdondo saat Sunario sedang berpidato di sesi terakhir kongres.Moehammad Yamin berbisik pada Soegondo bahwa ia mempunyai sebuah formula yang terlihat lebih elegen demi keputusan kongres ini.

Melihat isi dari apa yang dituliskan Moehammad Yamin, Soegondo membubuhkan paraf setuju di secarik kertas tersebut, lalu diteruskan kepada peserta kongres untuk kemudian ikut membubuhkan paraf setuju. Pada awalnya, sumpah tersebut dibacakan Soegondo dan kemudian dijelaskan secara lebih mendetail oleh Moehammad Yamin.

Lagu Indonesia Raya

W.R. Soepratman

Di dalam kongres pemuda kedua yang bersejarah ini, berkumandang sebuah lagu yang diciptakan oleh W. R. Soepratman. Lagu tersebut adalah lagu Indonesia Raya, lagu kebangsaan Indonesia yang dikumandangkan pada setiap upacara bendera di sekolah serta acara-acara penting lainnya.

Diperdengarkan untuk pertama kalinya di muka publik di tahun 1928, teks lagu Indonesia Raya juga dipublikasikan pada media cetak surat kabar Sin Po lengkap dengan kalimat dalam surat kabar tersebut yang menyatakan bahwa lagu  ini  adalah lagu  kebangsaan.  Meski  sempat dilarang oleh  pemerintah  Kolonial Hindia Belanda pada saat itu, namun para pemuda terus menyanyikan lagu tersebut di setiap ada kesempatan.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama