1. Renaissance
Perhatikan bangunan di atas, betapa bangunan itu tampak megah dan indah bukan?. Bangunan- bangunan dengan arsitektur seperti ini mulai muncul di Eropa ketika era renaissance. Renaissance berasal dari bahasa latin renaitre yang terdiri atas dua kata yakni, re berarti kembali dan naitre berarti lahir. Dengan demikian, renaissance dapat diterjemahkan sebagai terlahir kembali. Apa yang terlahir kembali dari sejarah Eropa? Pada kelas X telah dibahas peradaban awal di antaranya peradaban Yunani dan Romawi. Dua peradaban tersebut memiliki pengaruh dalam sejarah Eropa dan dunia. Pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga abad 21. Sejarah Eropa dibangun sejak zaman Yunani Kuno (abad 20 SM) dan selanjutnya peradaban Romawi. Bangsa Romawi menempati wilayah yang sekarang kita kenalsebagaiItalia. Pada puncak kejayaannya, bangsa Romawi memiliki wilayah kekuasaan seluas ¾ dari wilayah Benua Eropa sekarang. Karena begitu luas wilayahnya, ada dua bahasa yang digunakan sebagai bahasa resmi kekaisaran ini. Bahasa latin menjadi bahasa utama di Romawi Barat, sedangkan di Romawi Timur bahasa utama yang digunakan adalah bahasa Yunani. Melalui perantara kedua bahasa ini, budaya Romawi yang mengutamakan rasionalitas menyebar keseluruh wilayah Eropa.
Setelah
keruntuhan Kekaisaran Romawi di abad IV Masehi, perkembangan peradaban di Eropa
seperti meredup. Selama kurun waktu 1000 tahun setelah keruntuhan Kekaisaran
Romawi, Eropa berada dalam peradaban abad pertengahan. Masyarakat Eropa abad
pertengahan adalah manusia yang kehidupannya didominasi oleh gereja. Banyak hal
positif yang berkembang di periode tersebut, namun dampak-dampak negatif juga
ada. Hidup manusia abad pertengahan selalu dikaitkan dengan tujuan akhir
(eskatologi). Manusia hanya menjalani kehidupan yang sudah ditentukan oleh
Tuhan. Oleh karena itu, tujuan utama hidup manusia adalah mencari keselamatan.
Keselamatan bisa didapat jika manusia patuh pada agama. Lembaga yang mengatur
agama adalah gereja. Dengan demikian, manusia harus patuh kepada ketetapan yang
dikeluarkan oleh gereja. Dunia pemikiran pada abad pertengahan banyak ditujukan
untuk kegiatan teologi. Pemikiran filsafat yang berkembang melahirkan filsafat
skolastik, yaitu suatu pemikiran filsafat yang berlandaskan pada agama dan
digunakan sebagai alat pembenaran agama. Berbagai pemikiran yang bertentangan
dengan apa yang ditetapkan oleh gereja dilarang. Pemikiran yang dapat
berkembang adalah pemikiran yang tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan
dalam teologia. Gereja dengan para pendetanya mendominasi kegiatan pengembangan
dunia pemikiran. Akibatnya inovasi dalam dunia pemikiran menjadi sangat
terbatas, sehingga abad pertengahan disebut juga sebagai abad kegelapan atau dark ages.
Hingga abad XIV Masehi kehidupan
masyarakat Eropa ditandai dengan berbagai bencana seperti kekacauan politik,
krisis ekonomi, dan wabah penyakit pes (black death).
Pada abad XV
Masehi kehidupan masyarakat Eropa mulai membaik dengan seiring berkembangnya
renaissance. Masa renaissance ditandai dengan kelahiran kembali kebudayaan Yunani dan
Romawi dicirikan oleh
penghargaan terhadap etika,
estetika, dan rasionalitas. Kesadaran tentang renaissance muncul pertama kali
di Italia dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Pada awal abad XV Masehi Leon
Batista Alberti, seorang arsitek dari Kota Fiorentina, dengan tepat
menggambarkan perkembangan dunia pemikiran yang baru tersebut ketika ia
mengatakan “orang dapat melakukan semua hal jika mereka menginginkannya”.
Menurut paham renaissance, manusia dapat hidup secara maksimal jika hak-hak
individunya dihargai. Dengan demikian,
ia harus melepaskan diri dari
dominasi agama dan gereja. Ia dapat melakukan kegiatan
keagamaan sebagai seorang individu, tetapi kebebasannya sebagai
seorang manusia sebaiknya
didasarkan kepada kehidupannya
sebagai manusia di dunia.
Gagasan tentang
individualisme dan sekulerisme tumbuh di Italia pada masa renaissance sangat
terlihat pada dunia intelektual, seni, dan sastra. Gerakan sastra terpenting
yang dihubungkan dengan renaissance adalah humanisme. Humanisme renaissance
ialah gerakan intelektual yang didasarkan pada pengkajian karya-karya sastra
klasik Yunani dan Romawi. Para humanis mempelajari liberal arts
yang terdiri dari
: tata bahasa, retorika, puisi,
filsafat moral, atau etika dan sejarah. Semua yang dipelajari itu didasarkan
pada karya-karya tulis yang ditinggalkan oleh para ilmuwan dari masa Romawi dan Yunani kuno. Kajian oleh para
humanis di masa renaissance disebut dengan bidang ilmu humaniora. Istilah
tersebut sampai sekarang masih digunakan untuk menamai fakultas yang
mempelajari manusia sebagai mahluk individu dan sosial.
Eropa dengan
renaissancenya pada masa itu memberi ruang yang ideal bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Berikut
ini adalah tokoh-tokoh ilmuwan yang lahir di era ini
antara lain :
1. Petrarch (1304-1374) dianggap sebagai bapak
humanisme renaissance Italia
2. Nicholas Copernicus (1473-1543) seorang ahli
Matematika dan astronomi dari Polandia yang terkenal dengan teori Heliosentris
yaitu matahari sebagai pusat tata surya.
3. Johannes Kepler (1571-1630) astronom asal
Jerman yang berpendapat bahwa orbit dari planet-planet yang mengitari matahari
tidak berbentuk lingkaran, namun elips.
4. Galileo Galilei (1564-1642)
ilmuwan asal Italia yang menemukan teleskop yang dapat melihat gunung-gunung di
Bulan, dan menemukan bahwa Yupiter memiliki 4 satelit.
Selain
melahirkan ilmuwan-ilmuwan, era renaissance juga melahirkan seniman-seniman
terkenal dijaman itu, diantaranya adalah Leonardo Da Vinci (1452-1519), Raphael
(1483-1520), dan Michaelangelo (1475-1564).
Pada awalnya,
gerakan renaissance cenderung terjadi di bidang budaya, seperti lahirnya karya
sastra, seni, dan arsitektur yang menawan di berbagai kota di Eropa. Oleh
karena itu, renaissance juga dapat disebut sebagai sebuah gerakan budaya yang
sangat mempengaruhi kehidupan intelektual Eropa pada periode modern awal. Akan
tetapi, dalam perkembangannya gerakan renaissance memberi landasan kuat
bagi lahirnya perubahan-
perubahan radikal dan
revolusioner dalam bidang politik, ekonomi dan ilmu pengetahuan. Gerakan
renaissance perlahan- lahan menyingkirkan peran agama dalam kehidupan publik.
Sebagai ganti agama, masyarakat masa renaissance memperkuat fungsi dan peran
negara. Negara diyakini sebagai
sarana yang tepat
untuk mewujudkan kesejahteraan. Renaissance
telah melahirkan masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat
mandiri sehingga membawa kepada aktivitis penjelajahan dan kemajuan di Eropa.
Pengaruh Renaissance terhadap dunia adalah :
a. Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan
kemandirian setiap individu manusia. Manusia
berupaya menjadi manusia
merdeka dan memaksimalkan
potensi dirinya
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan, seni,
budaya, dan kebebasan berpikir
c. Menguatnya kaum pedagang/ pengusaha sehingga membuat
mereka tumbuh menjadi kelas penguasa baru
d. Memicu berbagai inovasi dan penemuan baru
dalam ilmu pengetahuan
5. Merkantilisme
Gambar : Ilustrasi Merkantilisme |
Pernah tidak
anda bertanya, kenapa kerajaan seperti Inggris, Perancis, dan Spanyol dulu
pergi menjelajah dan mendirikan koloni baru? Jika anda menjawab dengan jawaban
“petualangan dan tantangan”, maka anda benar. Tapi petualangan yang mereka
lakukan itu bukan sekedar petualangan untuk mendapat foto-foto indah, melainkan
ada misi lain di balik petualangan mereka. Misi apa kah itu? Yuk simak
penjelasannya. Kerajaan-kerajaan di Eropa memiliki sistem ekonomi yang
mengharuskan mereka untuk menjelajah. Nah sistem ekonomi ini namanya
merkantilisme. Apa itu merkantilisme?
Merkantilisme
merupakan teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan sebuah negara hanya
ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang
bersangkutan. Oleh karena itu, besarnya volume perdagangan global sangat
penting. Sementara dalam kamus besar Indonesia merkantilisme dijelaskan sebagai
sistem ekonomi untuk menyatukan dan meningkatkan kekayaan keuangan suatu bangsa
dengan pengaturan seluruh ekonomi nasional oleh pemerintah. Dengan demikian,
merkantilisme mengajarkan agar pemerintahan suatu negara harus mencapai
kesejahteraan dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya. Sistem
ini berjalan dengan skema dimana kerajaan disebut dengan “Mother Country”. Mother
country ini akan mengontrol semua perdagangan di koloninya. Koloni dilarang
untuk berdagang dengan koloni lain atau kerajaan lain, selain itu kerajaan akan
berusaha menekan import dan mendukung eksport.
Merkantilisme
lahir di Inggris dan Perancis. Lahirnya mekantilisme dipengaruhi semangat
renaissance yang ditandai oleh kepercayaan akan kemampuan manusia, hasrat
intelektual, serta penghargaan atas disiplin intelektual. Berkembang pemikiran
bahwa perekonomian suatu
negara akan berkembang
jika negara tersebut mengekspor sebanyak mungkin dan mengimpor
sedikit mungkin. Ukuran kemakmuran suatu negara dapat dilihat dari seberapa
banyak negara tersebut berhasil mengumpulakn sumber-sumber daya yang terbatas,
seperti emas dan perak.
Seperti
dijelaskan di atas, sistem ekonomi ini digunakan untuk memperkuat sebuah negara
atau dalam kasus nyatanya sebuah kerajaan. Jika sebuah kerajaan mempunyai
kekayaan berlimpah, kerajaan tersebut bisa melakukan apa saja, misalnya
berperang dan mempertahankan daerah, riset untuk iptek, memajukan
kebudayaannya, atau membuat koloni baru di tempat lain.
Dalam
perkembangnya, tidak hanya Inggris dan Perancis yang menjalankan merkan-
tilisme, tetapi hampir sebagian negara Eropa juga menjalankan politik
merkantilisme. Kebijakan ini diterapkan dengan cara melaksanakan kegiatan
perdagangan yang diatur sepenuhnya oleh negara untuk memperoleh neraca
perdagangan yang aktif. Adapun ciri- ciri perekonomian dari negara-negara yang
menjalankan merkantilisme sebagai berikut:
a. Berusaha memiliki logam
mulia
b. Menggalakan perdagangan
luar negeri untuk melengkapi perdagangan
dalam negeri
c. Menggalakan kegiatan
industri yang mengubah bahan baku menjadi bahan jadi untuk kemudian diekspor
d. Menggalakan pertambahan
penduduk
e. Negara mengawasi perkembangan
perekonomian dan ikut campur tangan apabila dianggap perlu.
Sistem ekonomi
ini pula yang menyebabkan banyaknya terjadi revolusi melawan kerajaan. Hal
tersebut dikarenakan adanya monopoli dagang dan penarikan pajak yang
memberatkan hingga menyengsarakan rakyat, lihat saja revolusi Amerika atau
revolusi Perancis. Selain itu, karena sistem ini menitikberatkan kepada wilayah
lain yang mempunyai sumber daya berlebih dan berharga, akhirnya
kerajaan-kerajaan tersebut berlomba mendapatkan wilayah baru dan memicu perang
antar kerajaan. Dampak merkantilisme bagi dunia antara lain :
a. Kolonialisme dan
Imperialisme oleh bangsa Barat
b. Meningkatnya perdagangan
Internasional
c. Revolusi Industri di
Inggris.
Selain
berkembang di Eropa, ternyata keberadaan merkantilisme juga dapat dirasakan di
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa sejarah sebagai
berikut:
a. Kedatangan bangsa-bangsa
Barat ke Nusantara
b. Berdirinya VOC
c. Pemberlakuan sistem sewa
tanah oleh Raffles.
d. Penerapan kerja rodi oleh
Belanda
6. Reformasi Gereja
Pengaruh masa
renaissance tidak hanya pada bidang kesenian, kebudayaan, politik, maupun ilmu
pengetahuan, tetapi juga menyebabkan sikap kritis terhadap kehidupan gereja
atau agama. Faktor
munculnya reformasi gereja
salah satunya adalah keinginan
untuk membebaskan diri dari kepemimpinan paus terhadap kehidupan beragama di
negara Eropa. Hal ini tampak pada pertikaian antara Raja Frederik II dari
Prusia dengan Paus Innocencius pada abad XIII Masehi dan Raja Philip Ivdari
Prancis dengan Paus Bonifacius pada abad XIV Masehi. Reformasi diartikan sebagai gerakan yang bertujuan untuk kembali
ke bentuk ajaran agama seperti yang dicontohkan oleh Nabi Isa.
Pelopor
reformasi gereja adalah Martin Luther (1483-1546) seorang pastor dan guru besar
Universitas Wittenberg di Jerman. Sebelumnya beliau adalah biarawan yang taat
lho Squad. Meski begitu, dirinya melihat ada beberapa hal yang tidak sesuai
dengan ajaran agama dalam Gereja Katolik. Salah satunya adalah praktik
jual-beli indulgensi (pengakuan dosa). Seharusnya, pengakuan dosa bukanlah hal
yang diperjualbelikan.
Martin Luther
sebenarnya tidak ingin mendirikan gereja sendiri. Dirinya hanya ingin melakukan
reformasi dalam gereja. Meski begitu, akibat pikirannya yang berbeda dari para
pemimpin gereja saat itu, dirinya dianggap membawa ajaran sesat. Anggapan
inilah yang mendorong Martin Luther dan pengikutnya untuk mendirikan gereja
sendiri. Ajaran baru itulah yang akhirnya disebut dengan Protestanisme.
Gerakan Martin
Luther ini ternyata membawa dampak pada melemahnya kekuasaan Paus (pemimpin
tertinggi Gereja Katolik). Paus, saat itu tidak hanya memimpin gereja, namun
juga berhasil membawahi banyak kerajaan di Eropa. Menurut Luther, gereja
seharusnya mengakui kekuasaan para pemimpin negara. Gagasan ini tentunya
mendapat dukungan dari para penguasa negara. Mereka menghendaki adanya
pemisahan kekuasaan antara negara dan agama. Hal ini akhirnya mendorong peran
negara menjadi semakin kuat karena melahirkan feodalisme, nasionalisme dan
separatisme. Alhasil, kekuasaan Gereja Katolik Roma mulai runtuh perlahan.
Kegigihan
Martin Luther untuk melakukan reformasi ternyata belum selesai. Selain menolak
kehadiran Paus dalam kekuasaan negara, dirinya juga berani menentang anggapan
bahwa Alkitab hanya boleh dibaca dan ditafsirkan oleh para rohaniwan. Martin
Luther yang menjunjung tinggi kebebasan individu dan kesetaraan menolak gagasan
itu. Menurutnya, semua orang yang mengimani Katolik sebagai agamanya,
berhak untuk membaca Alkitab. Akibatnya, ia menerjemahkan sendiri
Alkitab ke dalam Bahasa Jerman.
Perjanjian Ausburg pada tahun 1555 yang mengakhiri konflik antara Martin Luhter |
Reformasi
gereja memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat Eropa. Hal ini
terlihat dari munculnya peristiwa-peristiwa besar sebagai berikut:
a. Lahirnya Protestanisme
Resistensi atau perlawanan yang
kuat terhadap Gereja Katolik Roma kemudian mendorong para pengikut Luther mendirikan
gereja sendiri yang terlepas dari Gereja Katolik Roma, itulah Protestanisme.
b. Menguatnya fungsi negara
c. Lahirnya Gereja Anglikan (Anglikanisme)
Reformasi di Inggris tidak
terlepas dari keberhasilan reformasi yang terjadi di Jerman. Keberhasilan
reformasi di Jerman ditandai dengan keberanian melawan otoritas terciptanya
negara sekuler yang lepas dari intervensi kepausan. Hal ini ikut memengaruhi Inggris.
d. Reformasi dan demokrasi
Reformasi protestan adalah
kebebasan individu dan kesetaraan, kebebasan individu dapat dilihat dari
penolakan Luther atas otoritas paus termasuk atas
kekuasaan sekuler.
e. Reformasi, Perang Tiga Puluh Tahun, dan
kebebasan beragama
Reformasi juga
membawa akibat yang
tidak diharapkan. Kaum
Katolik dan Protestan berperang
satu sama lain, yang kemudian disebut Perang Tiga Puluh
Tahun
(1618-1648). Perang ini terjadi di Jerman dan Inggris. Meskipun demikian,
perang ini terjadi tidak hanya karena masalah keagamaan, tetapi juga karena
persaingan antara Dinasti Habsburg dan Dinasti Valois di Prancis yang
mengakibatkan terjadinya Perang Habsburg-Valois. Perang Tiga Puluh Tahun di
akhiri perjanjian perdamaian Westphalia pada tahun 1648 yang salah satu
perjanjiannya adalah adanya pengakuan atas kebebasan beragama di tiap-tiap
negara.
Posting Komentar