Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Portugis Dan Spanyol


Bangsa Portugis  dan Spanyol adalah negara negara pelopor penjelajahan Samudera setelah jalur lalu lintas . Kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol langsung atas perintah dari Sri Paus dengan disepakatinya Perjanjian Thordesillas yang membagi dunia menjadi Barat dan Timur dengan ketentuan Bangsa Spanyol hanya boleh melakukan pelayaran ke Barat dan bangsa Portugis ke Timur, maka sampailah untuk pertama kalinya ke wilayah Indonesia dari sebelah Utara yaitu Maluku setelah sebelumnya melalui benua Amerika.

Sementara bangsa Portugis mengambil jalan barat sampai pertama kali di Nusantara dari arah barat yaitu ke Semenanjung Malaka dan melanjutkan perjalanan ke Kepulauan Maluku karena mereka mengetahui bahwa pusat rempah rempah ada di Maluku dalam rangka mengikuti perintah dari negaranya untuk berdagang. Setelah mulai berdagang dan mengetahui keuntungan yang diperoleh sangat besar, mereka akhirnya berniat menguasai perdagangan dengan cara monopoli. Perilaku bangsa Portugis dan praktik monopoli yang dilakukannya sangat merugikan kerajaan Malaka, Aceh, dan Maluku sehingga memperoleh perlawanan fisik dari rakyat setempat.

1.  Latar Belakang kedatangan bangsa Portugis dan spanyol ke Indonesia

Anak anak hebat Indonesia, pernahkah kalian bayangkan perjalanan yang harus ditempuh oleh bangsa Portugis dan Spanyol saat mengarungi samudera yang masih asing bagi mereka untuk sampai di negeri negeri asia Afrika… ? . tentunya mereka harus bertaruh nyawa untuk dapat menaklukan samudera, tentu ada  factor besar yang melatar belakangi kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol tersebut. Apakah factor yang melatarbelakangi kedatangan bangsa Portugis ke Indonesai…. ? mari kita simak penjelasan berikut ini.

 a.   Pertentangan dengan Turki

Sepanjang perjalanan sejarah bangsa Eropa tercatat mereka selalu tersandung oleh Turki.  Ketika bangsa Eropa sedang berada pada jaman kegelapan pemerintah Turki melarang umat Nasrani Eropa berziarah ke kota kota suci mereka di tanah Palestina, hal ini tentu saja merugikan secara spiritual dan emosional sehingga mendorong orang orang Eropa memutuskan untuk berperang merebut kota suci mereka dari orang orang Turki. Sehingga mengundang sentiment tersendiri dalam diri bangsa Eropa saat itu.

b.   Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Dampak dari kedatangan pasukan salib Eropa ke Turki dalam rangka merebut tanah Palestina dari Turki membawa dampak lain yaitu kekaguman orang orang Eropa yang sedang berada pada jaman kegelapan terhadap kehidupan gemilang di Turki yang sedang berada pada masa jayanya. Apa yang mereka lihat mengingatkan pada kehidupan gemilang mereka di jaman Yunani dan Romawi kuno, sehingga hal ini mendorong munculnya semangat untuk menghidupkan kembali budaya Romawi yang di kenal dengan semangat Renaissance,  semangat untuk mempelajari kembali kitab kitab ilmu pengetahuan warisan budaya Yunani Romawi mengakibatkan terjadinya perkembangan Iptek mengahsilkan penemuan penemuan yang nantinya menjadi modal bagi mereka menjelajahi samudera antara lain : teropong, kompas serta pengetahuan bahwa dunia itu bulat

 c.    Jatuhnya Konstantinopel

Pada tahun 1453 M Pemerintah Turki berhasil merebut kota dagang satu satunya milik bangsa Eropa yang bersisa yaitu konstantinopel disertai dengan penutupan jalur lalu lintas pelayaran perdagangan yang menghubungkan Eropa dengan Asia, sehingga mengakibatkan perdagangan masyarakat Eropa mati, padahal perdagangan adalah tulang punggung perekonomian mereka, sehingga mereka harus mencari cara bagaimana menghidupkan lagi perdagangannya, sedangkan jalan satu satu nya yang paling dekat ditutup oleh Turki. Kondisi ini mendorong mereka untuk harus mengarungi Samudera yang modalnya mereka sudah miliki yaitu Kompas, Teropong serta pengetahuan bahwa dunia itu bulat. Sehingga sejak abad 15 mereka aktif melakukan penjelajahan samudera yang membawa mereka ke Asia Afrika , sejak saat itu pula muncul nafsu serakah mereka dari yang awalnya hendak berdagang menjadi ingin menguasai. Mulailah masa masa Penjajahan bangsa Eropa atas Asia Afrika.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada 3 motivasi yang mendorong kedatangan orang orang Eropa ke Asia Afrika, yaitu :

-    Mencari kekakayaan dari hasil perdagangan ( gold )

-    Menyebarkan agama ( Gospel )

-    Mencapai kejayaan (Glory )

 

2.   Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia menghadapi Portugis

Kedatangan orang orang Portugis dan Spanyol ke Indonesia ini tentu saja mengundang reaksi keras dari bangsa Indonesia berupa perlawanan perlawanan.

a.     Perlawanan Rakyat Tanah Rencong ( Aceh )

Portugis merupakan salah satu negara pelopor penjelajahan samudera. Pada awalnya kedatangan  bangsa  Portugis  untuk  mencari  tempat  penghasil  rempah rempah.   Dari  berbagai   penjelajah   Portugis,   pada   tahun   1511   Alfonso   de Albuquerque     berhasil  menguasai  Malaka  yang  menjadi  tempat  penting  bagi perdagangan  rempah-rempah.  Penguasaan  Portugis  terhadap  Malaka  kemudian memunculkan berbagai perlawanan rakyat Indonesia.

Sejak kedatangan Portugis di Malaka pada tahun 1511,   banyak para pedagang Islam yang menyingkir dari Malaka menuju Aceh. Dengan demikian perdagangan di Aceh berkembang begitu pesat. Perkembangan Aceh yang begitu pesat dipandang Portugis, sehingga pada tahun Pada tahun 1523 Portugis melancarkan serangan ke Aceh di bawah pimpinan Henrigues, dan menyusul pada tahun 1524 dipimpin oleh de Sauza, namun sellau mengalami kegagalan.

Persaingan dalam perdagangan  berbuntut permusuhan antara Portugis dan Kesultanan Aceh. Sultan Aceh pada waktu itu diperintah oleh Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528), menganggap bahwa orang Portugis merupakan saingan dalam politik,   ekonomi,   dan   penyebaran agama.   Adapun latar   belakang   perlawanan rakyat Aceh  terhadap Portugis antara lain

  1. Adanya monopoli perdagangan oleh Portugis
  2. Pelarangan terhadap orang-orang Aceh untuk berdagang dan berlayar ke Laut Merah
  3. Penangkapan kapal kapal Aceh oleh Portugis

Anak-anak yang smart ternyata bangsa Indonesia adalah bangsa yang berani tahukah kalian bahwa Kesultanan Aceh   mempunyai rencana untuk mengusir Portugis Malaka. Bahu membahu dan bekerja sama yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia secara nyata ketika terjadi penyerangan Kerajaan Demak ke Malaka, Aceh membantunya dengan sekuat tenaga. Oleh karena itu, tindakan arogansi Potugis telah  mendorong  munculnya  perlawanan rakyat Aceh. Kamu tentu bertanya tanya lalu bagaimana persiapan Aceh dalam melawan Portugis? Nah tiga hal dibawah inilah yang menjadi persiapan Aceh:

  1. Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, meriam dan prajurit 
  2. Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari Turki pada tahun 1567.
  3. Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara

Dia adalah  Sultan Alaudin Riayat Syah. Seorang sosok sultan mudah yang gagah berani. Hubungan Aceh dengan negara-negara Islam sangatlah erat sehingga tidak sulit baginya untuk meminta bantuan dari luar. Untuk itulah Sultan   Alaudin   Riayat   Syah meminta bantuan militer ke  Konstantinopel (Turki permintaan khusus mengenai pengiriman meriam-meriam, pembuatan   senjata   api, dan   penembak-penembak. Selain itu,  Aceh juga  meminta bantuan dari  Kalikut dan Jepara.

Aceh mengadakan penyerangan terhadap Portugis di Malaka pada tahun 1568. Namun penyerangan tersebut mengalami kegagalan. Meskipun     demikian,     Sultan     Alaudin  telah menunjukkan    ketangguhan    sebagai    kekuatan    militer    yang    disegani    dan diperhitungkan di kawasan Selat Malaka. Pada tahun 1569 Portugis balik menyerang Aceh, tetapi serangan Portugis di Aceh ini juga dapat digagalkan oleh pasukan Aceh 

Penyerangan  terhadap  Portugis  dilakukan     pada  masa Sultan Iskandar Muda memerintah. Pada tahun 1629, Aceh menggempur Portugis di Malaka dengan armada kekuatan Aceh yang  telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Saat itu Aceh telah memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800 prajurit.  Pada  saat  itu wilayah  Kerajaan  Aceh  telah  sampai  di  Sumatera  Timur dan    Sumatera    Barat.  Setelah  mempersiapkan  pasukannya,  pada  tahun  1629 Iskandar  Muda  melancarkan  serangan  ke  Malaka.  Menghadapi  serangan  kali  ini 

Portugis sempat kewalahan. Portugis harus mengerahkan semua kekuatan tentara dan persenjataan untuk menghadapi pasukan Iskandar Muda. Namun, Namun,    serangan Aceh kali ini juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka. Raja    dari kerajaan    Aceh    yang terkenal sangat gigih melawan Portugis    adalah Iskandar    Muda (1607-1639)

Selain  malakukan penyerangan    secara  terbuka terhadap dominasi Portugis di Malaka cara lain yang di tempuh oleh Sultan Iskandar Muda untuk melumpuhkan   kekuatan   Portugis,   seperti   blokade   perdagangan. Sultan    Aceh melarang daerah-daerah yang dikuasai Aceh menjual lada dan timah kepada Portugis. Cara   ini   dimaksudkan   agar   kekuatan   Portugis   benar-benar lumpuh,  karena  tidak memiliki  barang  yang  harus  dijual  di  Eropa.  Upaya  ini ternyata    tidak    berhasil sepenuhnya, sebab raja-raja kecil yang merasa membutuhkan uang secara sembunyi-sembunyi   menjual   barang   dagangannya kepada Portugis.

Usaha-usaha Aceh Darussalam untuk mempertahankan diri dari ancaman Portugis antara lain:

  1. Aceh berhasil menjalin hubungan baik dengan Turki, Persia, dan Gujarat (India), 
  2. Aceh    memperoleh    bantuan    berupa    kapal,    prajurit,    dan    makanan    dari beberapapedagang muslim di Jawa
  3. Kapal-kapal dagang Aceh dilengkapi dengan persenjataan  yang cukup baik dan prajurit yang tangguh,
  4. Meningkatkan kerja sama dengan Kerajaan Demak dan Makassar

 

b.  Serangan Adipati Unus di Malaka

Perlawanan kesultanan Demak terjadi karena kesultanan-kesultanan Islam yang lain juga terancam terhadap kedudukan Portugis di Malaka. Kedatangan bangsa Portugis ke  Pelabuhan  Malaka  yang  dipimpin  oleh  Diego  Lopez  de  Sequeira menimbulkan kecurigaan  rakyat  Malaka.  Malaka  jatuh  ke  tangan  Portugis  pada 1511.  Akibatnya, aktivitas  perdagangan  di  pelabuhan  Malaka  menjadi  terganggu karena banyak pedagang Islam yang merasa dirugikan. Akibat dominasi Portugis  di Malaka telah mendesak dan merugikan kegiatan perdagangan orang-orang Islam.

 Solidaritas  sesama  pedagang  Islam  terbangun saat  Malaka jatuh  ke  pihak Portugis.  Kerajaan  Aceh,  Palembang,  Banten,  Johor,  dan  Demak bersekutu untuk menghadapi Portugis di Malaka.   Sultan Demak R. Patah mengirim pasukannya  di bawah pimpinan putranya Adipati Unus   untuk  menyerang   Portugis   di   Malaka. Perlawanan rakyat  Demak  tersebut  dipimpin  oleh  Adipati   Unus.

Adipati Unus melancarkan serangannya pada tahun 1512 dan 1513. Dengan kekuatan 100 kapal laut dan lebih dari 10.000 prajurit Adipati Unus menyerang Portugis. Namun, serangan tersebut mengalami kegagalan dan belum berhasil. Adpaun faktor-faktor kegagalan serangan Demak terhadap Malaka disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1) Serangan tersebut tidak dilakukan dengan persiapan yang matang; b) Jarak yang terlalu jauh; 3) Kalah persenjataan Karena   jasanya memimpin   armada laut   Demak dalam   penyerangan   ke Malaka. Adipati Unus mendapat sebutan “Pangeran Sabrang  Lor“

c.  Perlawanan Fatahillah (1527 –1570)

Dalam rangka memperluas ekspansinya ke daerah Barat, Demak mengirim Fatahillah untuk menggagalkan rencana kerja sama antara Portugis dan Pajajaran. Pada   tahun 1527,   Fatahillah   mengadakan   penyerangan   terhadap   Portugis   di Sunda  Kelapa. Serangan  tersebut  berhasil  mengusir  Portugis  dari  Sunda  Kelapa. Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1527 nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta atau Jakarta yang berarti  kemenangan  yang  sempurna.  Fatahillah  diangkat  oleh Sultan   Trenggono sebagai wakil Sultan Demak yang memerintah di Banten dan Jayakarta.

 Fatahillah  dilahirkan  sekitar  tahun  1490  di  Pasai,  Sumatra  Utara. Nama lain Fatahillah adalah Falatehan, Fadhilah Khan, Ratu Bagus Pase, dan Ratu Sunda Kelapa.  Ayahnya  bernama  Maulana  Makhdar  Ibrahim  selaku  guru  agama  Islam di Pasai kelahiran Gujarat, India Selatan

 

d. Perlawanan Rakyat Ternate

 Perlawanan Rakyat Ternate Perlawanan ini terjadi karena sebab-sebab berikut ini:

a)  Portugis melakukan monopoli perdagangan.

b) Portugis ikut campur tangan dalam pemerintahan.

c)  Portugis membenci pemeluk agama Islam karena tidak sepaham dengan mereka. 

d) Portugis sewenang-wenang terhadap rakyat.

e)  Keserakahan dan kesombongan bangsa Portugis.

 Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka kehendak Portugis ditolak oleh raja Ternate. Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun bersatu dengan Tidore melawan Portugis, sehingga Portugis dapat didesak. Perlawanan rakyat Maluku membuat Portugis terdesak dan meminta bantuan dari Malaka. Bala bantuan pun segera datang dari Malaka yang dipimpin oleh Antonio Galvao. Pasukan ini berhasil mengalahkan Ternate sehingga Antonio Galvao berkuasa di Maluku selama empat tahun. Dibawah kepemimpinan Antonio Galvao, Portugis dapat bersahabat dengan rakyat Maluku.

Namun, setelah Galvao digantikan oleh penguasa lain, nafsu serakah Portugis muncul  lagi  dan  semakin  ganas.  Portugis memaksa  Sultan  Ternate,  yaitu  Sultan Hairun untuk menerima kekuasaan Portugis, dan hanya menjual cengkih dan pala kepada Portugis. Ketika Sultan Hairun akan membicarakan masalah perdagangan dengan Portugis ini, beliau dibunuh secara licik. Rakyat Maluku tidak tinggal diam, perlawanan kembali berkobar. Perlawanan Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun. Pada tahun 1565 Portugis semakin terdesak dan siasat perundingan pun mulai dijalankan oleh Portugis.

Perundingan antara kerajaan Ternate dan Portugis diadakan pada tahun Dalam perudingan tersebut Portugis melakukan kelicikan, yaitu membunuh Sultan Hairun. Terbunuhnya, Sultan Hairun jelas memancing kemarahan rakyat Ternate. Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah (putera Sultan Hairun). Bersama rakyat, Sultan Baabullah bertekad menggempur Portugis. Pasukan Sultan Baabullah memusatkan penyerangan untuk mengepung benteng Portugis di Ternate. Lima tahun lamanya Portugis mampu bertahan di dalam benteng yang akhirnya menyerah pada tahun 1575 karena kehabisan bekal. Kemudian Portugis melarikan diri ke Timor Timur. Pada tahun 1574 benteng Portugis dapat direbut, kemudian Portugis menyingkir ke Hitu dan akhirnya menguasai dan menetap di Timor-Timur


3.  Perlawanan Bangsa Indonesia menghadapi Spanyol 

a.   Perlawanan rakyat Minahasa terhadap Spanyol

Anak-anak tidak hanya bangsa Portugis yang ingin menguasai rempah-repah sekaligus tanahnya namun bangsa Spanyol juga sama pula keinginannya terhadap Indonesia. Spanyol ingin melakukan hak monopolinya di kepualaun Minahasa dan hal ini tentunya memantik kemarahan penguasa Minahasa dan rakyatnya sehingga perangpun melawan dominasi asingpun tak terelakan.

Perang ini terjadi tahun 1644 sampai Perang disebabkan oleh ketidaksenangan anak suku Tombatu terhadap usaha monopoli perdagangan beras yang dilakukan Spanyol dan kesengsaraan rakyat akibat ketamakan orang-orang Spanyol. Perang Spanyol dengan Minahasa dilakukan anak suku Tombatu (toundanow/tansawang) di daerah Kali dan Batu Lesung atau sekitar danau Bulilin di bawah pimpinan Panglima Monde suami dari Ratu Oki sedangkan pihak Spanyol dibantu oleh Raja Loloda Mokoagouw II.

Pecah perang pertama tahun 1643 di Tompaso yang mengakibatkan 40 tentara Spanyol tewas di kali dan Batu sedang pihak Minahasa Panglima Monde beserta 9 tentara gugur. Namun demikian pasukan Spanyol dapat dikejar dan berkat bantuan residen VOC, Herman Jansz Steynkuler berhasil diadakan kesepakatan damai pada 21 September Pada kesepakatan tersebut dinyatakan bahwa pasukan Minahasa menguasai  Tompaso  Baru,  Rumoong  bawah,  dan Kawangkoan Bawah. sebelum akhirnya menjadi daerah otonom 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama