1. Jaringan Perdagangan Laut Internasional pada masa Islam
Mari kita sama-sama simak peta di atas, peta tersebut
merupakan peta yang menggambarkan jalur perdagangan internasional yang menjadi
sebuah jejaring perdagangan yang melintas
berbagai negara dan kawasan
yang berbeda, semua daerah yang
dilewati jalur perdagangan tersebut biasanya berkembang menjadi sebuah kota
yang ramai serta seringkali terhubung dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Indonesia, merupakan kawasan kepulauan yang sangat
strategis dan merupakan bagian dari jalur perdagangan Internasional yang bahkan
terhubung hingga ke kawasan Eropa, selain itu, letaknya yang berada di antara
jalur India menuju China atau sebaliknya menjadikan Indonesia lebih strategis
karena dilayari dan dilintasi dari
para pedagang di
kedua kawasan tersebut,
selain itu, Indonesia
juga merupakan kawasan penghasil, yang menjadikan Indonesia juga selain
sebagai perlintasan, juga menjadi tujuan bagi para pedagang untuk mengambil dan
memperdagangkan berbagai komoditas yang dihasilkan di Indonesia.
Selama ini mungkin kita hanya mengenal komoditas
rempah-rempah yang menjadi primadona dari kawasan kepulauan Indonesia, namun
ternyata banyak komoditas lain,
terutama hal pokok
seperti beras, yang
turut menyumbang besarnya perputaran ekonomi di kawasan
kepulauan Indonesia, mari kita simak terlebih dahulu beberapa daerah di kawasan
Indonesia yang menjadi penghasil berbagai komoditas, paling tidak sebelum
Belanda menginjakan kaki di kepulauan Indonesia ini.
Tabel 1. Daftar komoditas yang dihasilkan di kawasan Nusantara
No. |
Daerah |
Komoditas yang dihasilkan |
Komoditas yang ditukar |
|||
1. |
Pantai |
Timur |
Emas, kapur barus, lada,
sutera, damar, madu, lilin, tir, belerang, besi, kapas, rotan, beras, budak |
Tekstil India, |
Jung- |
|
Sumatera |
|
jung (kapal) |
|
|||
2. |
Sunda (Jawa Barat) |
Lada, asam
Jawa, budak, emas,
bahan pangan lain |
Tekstil India, |
air |
||
mawar, Pinang |
|
|||||
3. |
Jawa Tengah
dan Jawa
Timur |
Beras, lada, asam Jawa, |
Tekstil India, Barang- barang Cina |
|||
batu-batuan
semi permata, emas,
budak, tekstil |
||||||
4. |
Pantai |
Barat |
Emas, kapur
barus, lada, sutera, damar,
madu, lilin,
tir, belerang, besi,
kapas, rotan, beras,
budak, Kuda |
Tekstil
India |
||
Sumatera |
|
|||||
5. |
Sumatera Selatan |
Kapas, madu, lilin, tir, rotan,
lada, emas |
(tidak ada sumber) |
|||
6. |
Bali, |
Lombok, |
Kayu cendana |
Tekstil
India dan Jawa |
||
Sumbawa |
|
|||||
7. |
Maluku |
Pala, cengkih, bunga pala |
Tekstil kasar Sumbawa, mata
uang Jawa,
Perhiasan India |
|||
8. |
Kalimantan Selatan |
Bahan pangan, intan, emas,
kapur barus |
Tekstil
India |
|||
9. |
Sulawesi Selatan |
Budak, beras dan emas |
Tekstil India, damar |
Perdagangan yang melintasi kepulauan Nusantara ini
lantas turut menyumbang adanya transfer kebudayaan antara daerah-daerah yang
terhubung melalui jalur perdagangan laut, salah satu unsur yang kemudian
menyebar melalui jalur perdagangan laut ini adalah agama, dan dapat dikatakan
ketika masa khalifah ketiga (Utsman bin Affan) 644-656 telah utusan-utusan
muslim dari arab telah mencapai Istana Cina, lalu pada abad ke-IX sudah ada
ribuan pedagang muslim di Kanton (Cina). Kontak-kontak antara Cina dan dunia
Islam itu terjalin dan terpelihara terutama lewat jalur laut melalui perairan
Indonesia. Maka tidak heran, ketika pada akhir abad ke-VII tampaknya
orang-orang Islam sudah memainkan peranan besar dalam perdagangan-perdagangan
Internasional di kerajaan Sriwijaya yang masih bercorak Budha.
Kedatangan Islam ke kawasan Kepulauan Indonesia tidak
bisa dilepaskan dari adanya jaringan perdagangan yang kita bahas di atas, semua
jalur perdagangan laut di kawasan Asia, bahkan dari Eropa hingga ke kawasan
Cina pada abad ke-13 mungkin sudah didominasi para pedagang-pedagang Islam,
yang berasal baik dari Arab, India maupun Cina. Sebagai kawasan transit yang
sangat strategis, kepulauan Indonesia merupakan kawasan yang sangat terpengaruh
perubahan-perubahan dari berbagai
jejaring kota yang
terhubung dalam perdagangan
Internasional, penyebaran Islam sendiri mungkin merupakan sebuah proses
panjang nan rumit yang berjalan selama ratusan tahun, bahkan hingga hari ini di
kepulauan Indonesia, yang dimulai mungkin sejak awal bangkitnya kekuasaan Islam
di Tanah Arab.
·
Melalui Perdagangan
·
Melalui Kesenian
·
Melalui Pendidikan
·
Melalui Perkawinan
Saluran Islamisasi di Kepulauan Indonesia berjalan
tidak secara terpisah, namun secara
berkesinambungan dan berbarengan,
hampir tidak ada
satupun wilayah
yang menjadi bagian dari jalur perdagangan Internasional pada masa Abad
13-15 M yang terpengaruh saluran Islamisasi hanya 1 unsur, biasanya saluran
islamisasi tersebut berlaku lebih
dari satu di
kawasan tersebut, sebut
saja di pulau
Jawa bagian Tengah, selain
dengan adanya perkawinan
dari para pedagang
Muslim dengan penduduk asli Jawa,
namun berkembang pula pesantren-pesantren yang menjadi saluran islamisasi
melalui pendidikan yang juga didirikan oleh para Wali Songo yang kemudian
banyak menarik para penduduk asli Jawa dengan kepiawaian mereka di bidang
mistik dalam islam (tasawuf). Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa proses
Islamisasi di Indonesia terjadi jalin-menjalin melalui berbagai saluran
Islamisasi.
2. Pengaruh Islam di Kepulauan Nusantara yang menjadi Bagian Jaringan Perdagangan Internasional
a. Pengaruh di Bidang Politik
Pada masa Kerajaan Hindu dan Buddha, konsep dinasti sudah berlaku dan
dianut oleh para bangsawan kerajaan, selain dinasti yang berlaku turun temurun,
demi memperkuat legitimasi para Raja, seringkali para Raja dianggap sebagai
titisan dewa, konsep ini disebut dengan konsep Devaraja (Dewaraja), maka
seringkali ketika para raja tersebut mangkat, mereka dicandikan dan dibuat arca
yang menyerupai salah satu dewa dalam kepercayaan Hindu (contoh : Airlangga
yang dicandikan sebagai Dewa Wisnu).
Dalam kepercayaan Agama Islam, Tuhan (Allah) dipercaya tidak dapat
diserupakan dengan makhluk ciptaannya, Dia tidak dipercaya akan menitis menjadi
seorang manusia yang merupakan ciptaannya, namun, Tuhan dipercaya menunjuk
manusia sebagai Khalifah (pemimpin) di muka Bumi untuk membawa keteraturan
dalam kehidupan di muka Bumi, maka konsep Dewaraja yang digunakan pada masa
Kerajaan Hindu dan Buddha bergeser menjadi konsep raja sebagai Khalifatullah
(wakil Tuhan sebagai pemimpin) di muka bumi ini.
Selain pengaruh konsep Raja, banyak unsur-unsur yang tetap dipertahankan
dari masa Kerajaan Hindu
dan Buddha, sistem feodal dan
penguasaan tanah juga tetap dipertahankan, bahkan beberapa
unsur seperti magis dan klenik dari Kerajaan
Hindu dan Buddha
tetap diamalkan pada
masa Kerajaan-kerajaan Islam,
khususnya kerajaan-kerajaan di Jawa, sebut saja kepercayaan dalam
memperlakukan benda-benda pusaka
yang sering diperlakukan layaknya makhluk hidup (dimandikan, diberi
tempat khusus, bahkan disajenkan) , meskipun
dalam kepercayaan Islam,
ada beberapa larangan
khususnya mengenai menghindari takhayul dan berlaku syirik, hal demikian
menggambarkan bahwa kedatangan Islam bukan menggusur kepercayaan Hindu dan
Budda melainkan terjadi Akulturasi atau percampuran kebudayaan dari Islam,
Hindu dan Buddha, serta budaya asli di Indonesia.
b. Pengaruh di Bidang Ekonomi
Apakah kamu pernah mendengar bahwa Indonesia pernah disebut sebagai
Jawadwipa/suvarnadwipa, Kepulauan Indonesia juga pernah disebut sebagai
kepulauan emas atau perak (Argyre), semua itu merujuk bukan saja pada Kepulauan
Indonesia yang menjadi salah satu penghasil logam-logam mulia tersebut, namun
juga karena perputaran ekonomi di kawasan Kepulauan Indonesia sangat besar,
dengan kedatangan Islam dan banyaknya arus perdagangan yang dijalankan para
saudagar-saudagar Islam baik dari Arab, India maupun belakangan dari Cina,
menyebabkan pertambahan perputaran ekonomi yang lebih besar lagi.
Pengaruh tersebut mendapat kesempatan besar ketika pada abad-abad 13-15
bahkan hingga abad 17, kerajaan yang terbesar dan terluas wilayahnya pada saat
itu adalah suatu kekaisaran besar yang dikenal dengan nama Turki Usmani
(Ottoman) yang selain menjadi kekuatan dunia (ruling the world) kekaisaran
Turki Usmani ini juga turut aktif dalam menyebarkan pengaruh Islam di dunia.
Bagi kepulauan Indonesia, pengaruh di bidang ekonomi dari kedatangan Islam
antara lain menyebabkan munculnya kota-kota pelabuhan di sepanjang pantai timur
dan barat Sumatera dan pantai utara Jawa, kemunculan kota-kota tersebut
lahir akibat kebutuhan
berbagai komoditas yang
diperdagangkan di perdagangan
Internasional.
Kemunculan kota-kota pelabuhan ini pada akhirnya menyebabkan munculnya
permintaan komoditas untuk mendukung populasi di kota pelabuhan tersebut, sebut
saja Malaka, Kota pelabuhan ini tidak memiliki sumber daya alam yang cukup
untuk menunjang kehidupan populasi didalamnya, namun kota ini merupakan
pelabuhan penting yang sangat ramai dan menyebabkan populasinya bertambah akibat
adanya berbagai kegiatan
transaksi dagang berbagai komoditas, untuk menunjang populasi
di Malaka, seringkali Malaka harus mengimpor beras, dan berbagai bahan pangan
lainnya dari Jawa, pantai timur sumatera untuk kemudian ditukarkan dengan
berbagai komoditas perdagangan yang ada di Malaka (bukan dihasilkan) dengan
demikian akhirnya, kebutuhan ini menyebabkan munculnya berbagai kota-kota
pelabuhan di Jawa yang diperuntukan
mengekspor berbagai hasil bumi dari pedalaman ke berbagai wilayah di kepulauan
Indonesia.
Pada tahap berikutnya, para kota-kota pelabuhan di pantai utara Jawa dan
wilayah lain, berkembang menjadi sebuah entitas politik yang berbeda dan bahkan
beberapa muncul menjadi sebuah kerajaan yang mendasarkan diri dari aktifitas
perdagangan ke luar, sekaligus menguasai daratan di pedalaman, sebut saja
Banten, Cirebon, Demak, Aceh, Ternate, dll.
c. Pengaruh di Bidang Kebudayaan
Pengaruh kebudayaan yang diberikan dari kedatangan Islam, cukup banyak,
di atas sudah disinggung bahwa terdapat banyak bentuk-bentuk akulturasi antara
kebudayaan Islam dan pra-islam (Hindu dan Buddha maupun keb.asli nusantara),
bentuk bentuk akulturasi tersebut antara lain dalam bidang arsitektur,
kesenian, berbagai bentuk sastra dll.
Fakta Mencengangkan :
tasawuf pada intinya adalah upaya untuk melatih jiwa dengan berbagai
kegiatan yang dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kehidupan dunia. Hal itu
dilakukan guna tercermin akhlak yang mulia dan senantiasa pelakunya dekat
dengan Allah SWT. Gerakan Tasawuf ini memiliki unsur mistik yang kental dengan
segala hal yang berbau ghaib, sehingga sangat memikat para penduduk asli
Indonesia dengan hal yang berbau klenik dan keajaiban
Posting Komentar