Sumber
sejarah Kerajaan Kediri
1. Prasasti
ü Prasasti Sirah Keting (1104 M), yang memuat
tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa oleh Raja Jayawarsa.
ü Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan
Kertosono yang berisi masalah keagamaan, diperkirakan berasal dari Raja
Bameswara (117-1130 M).
ü Prasasti Ngantang (1135), yang menyebutkan
tentang Raja Jayabaya yang memberikan hadiah kepada rakyat Desa Ngantang
sebidang tanah yang bebas dari pajak.
ü Prasasti Jaring (1181 M) dari Raja Gandra yang
memuat tentang sejumlah nama-nama hewan seperti Kebo Waruga dan Tikus Finada.
ü Prasasti Kamulan (1194 M), yang menyatakan bahwa
pada masa pemerintahan Raja Kertajaya, Kerajaan Kediri telah berhasil
mengalahkan musuh yang telah memusuhi istana di Katang-katang
2. Berita Asing
Berita asing tentang Kerajaan Kediri sebagian besar diperoleh dari berita Cina. Berita cina ini merupakan kumpulan berita dari para pedagang Cina yang melakukan kegiatan perdagangan di kerajaan Kediri. Seperti Kronik Cina bernama Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua (1220 M). buku ini banyak mengambil cerita dari buku Ling Wai Tai Ta (1778 M) karangan Chu Ik Fei. Kedua buku ini menerangkan keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan ke-13 M
1. Kehidupan Politik
Setelah 58
tahun mengalami masa suram, Kerajaan Panjalu (Kediri) bangkit lagi sekitar
tahun 1116. Raja yang memerintah, antara lain :
ü Rakai Sirikan Sri Bameswara ( 1117-1130)
ü Raja jayabaya ( 1135 – 1157 )
ü Raja Sarweswara (1159 – 1161 )
ü Sri Aryyeswara ( 1169 – 1181 )
ü Sri Gandara (1181 )
ü Kameswara ( 1182 – 1185 )
ü Kertajaya (1190 – 1222 )
Keadaan politik pemerintahan dan keadaan rakyat Kediri ini dicatat dalam berita Cina, yaitu dalam kitab Ling Wataita yang ditulis oleh Chou Kufei tahun 1178 dan pada kitab Chufanchi yang disusun oleh Chau Jukua pada tahun 1225. Kitab itu melukiskan keadaan pemerintahan dan masyarakat Kediri.
2. Kehidupan Sosial-Ekonomi
Kediri
merupakan Kerajaan agraris dan maritim. Masyarakat yang hidup di daerah
pedalaman bermata pencarian sebagai Petani. Hasil pertanian didaerah pedalaman
Kerajaan Kediri sangat melimpah karena didukung oleh kondisi tanah yang
subur.masyarakat Kediri terkenal dengan penghasil beras, kapas dan ulat sutra.
Hubungan antara daerah pedalaman dan daerah pesisir sudah berjalan cukup
lancar. Sungai Brantas banyak digunakan untuk lalu lintas Perdagangan antara
daerah pedalaman dan daerah pesisir. Selain beras, barang-barang yang
diperdagangkan di Kediri antara lain emas, perak, kayu cendana, rempah-rempah,
dan pinang.
Perhatian Raja terhadap rakyatnya sangat tinggi. Hal itu dibuktikan pada kitab Lubdaka yang berisi tentang Kehidupan Sosial masyarakat pada saat itu. Dalam masyarakat Kerajaan Kediri, tinggi rendahnya martabat seseorang bukan berdasarkan pangkat dan harta bendanya, tetapi berdasarkan moral dan perilaku yang baik.
3. Kehidupan Sosial Budaya
Pada zaman
Kediri karya sastra berkembang pesat. Banyak karya sastra yang dihasilakan.
Pada masa pemerintahan jayabaya, raja pernah memerintahkan kepada Mpu Sedah
untuk mengubah kitab Bharatayuda kedalam bahasa Jawa Kuno. Pada masa
pemerintahan Kameswara juga ditulis karya sastra, antara lain sebagai berikut :
ü Kitab Wertasancaya oleh Mpu Tanakung yang berisi
petunjuk tentang cara membuat syair yang baik.
ü Kitab Smaradhahana digubah oleh Mpu Dharmanja
berisi pujian kepada raja sebagai seorang titisan Dewa Kama
ü Kitab Lubdaka ditulis oleh Mpu Tanakung yang
berisi kisah Lubdaka sebagai seorang pemburu yang mestinya masuk neraka yang
akhirnya diangkat ke surga karena pemujaannya yang istimewa
ü Kitab Kresnayana karangan Mpu Triguna yang
berisi riwayat Kresna sebagai seorang anak nakal, tetapi dikasihi setiap orang
karena suka menolong dan sakti
ü Kitab Samanasantaka karangan Mpu Monaguna yang
mengisahkan Bidadari Harini yang terkena kutuk Begawan Trenawindu
Selain kitab, ada beberapa peninggalan Kerajaan Kediri yaitu : Candi Penataran, Candi Gurah, Candi Tondowongso, Arca Budha Vajrasattva, Candi Tuban.
4. Runtuhnya Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri
runtuh dikarenakan pada masa pemerintahan Kertajaya, dan dikisahkan dalam
Pararaton dan Nagarakretagama. Pada masa itu kertajaya (tahun 1222) mengalami
pertentangan dengan kaum Brahmana. Kaum Brahmana menggangap Kertajaya telah
melanggar agama dan memaksa meyembahnya sebagai dewa. Kemudian kaum Brahmana
meminta perlindungan Ken Arok, akuwu Tumapel. Kebetulan Ken Arok juga
bercita-cita memerdekakan Tumapel yang merupakan daerah bawahan Kadiri. Perang
antara Kerajaan Kediri dan Tumapel terjadi dekat desa Ganter.
Dalam
peperangan tersebut Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya, pada masa itu
menandai berakhirnya masa kejayaan kerajaan Kediri. yang sejak saat itu
kemudian kediri menjadi bawahan Tumapel atau Singoasari. Setelah Ken Arok
mengalahkan Kertajaya, Kerajaan kediri menjadi suatu wilayah dibawah kekuasaan
Singosari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya sebagai bupati
kerajaan kediri. Pada tahun 1258 Jayasabha digantikan oleh putranya yang
bernama Sastrajaya.
Pada tahun 1271 Sastrajaya digantikan putranya, yang bernama Jayakatwang. Jayakatwang memberontak terhadap Kerajaan Singosari yang dipimpin oleh Kertanegara, karena dendam masa lalu yang mana leluhurnya Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok.Setelah berhasil membunuh Kertanegara, Jayakatwang membangun kembali Kerajaan Kadiri, namun hanya bertahan selama satu tahun dikarenakan serangan gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Mongol dan pasukan menantu Kertanegara, Raden Wijaya
Masa Kejayaan Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan ketika
masa pemerintahan Raja Jayabaya. Daerah kekuasaannya semakin meluas yang
berawal dari Jawa Tengah meluas hingga hampir ke seluruh daerah Pulau Jawa.
Selain itu, pengaruh Kerajaan Kediri juga sampai masuk ke Pulau Sumatera yang
dikuasai Kerajaan Sriwijaya. Kejayaan pada saat itu semakin kuat ketika
terdapat catatan dari kronik Cina yang bernama Chou Ku-fei pada tahun 1178 M
berisi tentang Negeri paling kaya di masa kerajaan Kediri pimpinan Raja Sri
Jayabaya. Bukan hanya daerah kekuasaannya saja yang besar, melainkan seni
sastra yang ada di Kediri cukup mendapat perhatian. Dengan demikian, Kerajaan
Kediri semakin disegani pada masa itu.
Runtuhnya Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri runtuh pada masa pemerintahaan
Raja Kertajaya, dimana terjadi pertentangan antara raja dengan Kaum Brahmana.
Raja Kertajaya dianggap melanggar agama dengan memaksakan mereka menyembah
kepadanya sebagai dewa. Kaum Brahmana meminta pertolongan kepada Ken Arok, pemimpin
daerah Tumapel yang ingin memisahkan diri dari Kediri. Kemudian terjadilah
perang antara rakyat Tumapel yang dipimpin Ken Arok dengan Kerajaan Kediri.
Akhirnya pada tahun 1222 Masehi, Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya dan
Kerajaan Kediri menjadi wilayah bawahan Tumapel atau Singhasari.
Posting Komentar