JENIS MANUSIA PURBA
DI INDONESIA
A.
Pithecanthropus
Fosil Pithecanthropus merupakan jenis fosil
manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Fosil-fosilnya banyak
ditemukan pada lapisan Plestosen bawah (di daerah Jetis) dan tengah (di daerah Trinil).
Pithecantropus hidup secara berkelompok dan diperkirakan hidup dengan cara
berburu dan mengumpulkan makanan. Peralatan yang mereka gunakan masih terbuat
dari batu, misalnya kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak, pahat
genggam, dan alat-alat serpih. Di Indonesia, jenis manusia Pithecanthropus
diperkirakan hidup di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Menurut
Eugene Dubois, Pithecanthropus memiliki volume otak sekitar 900 cc. sebagai
perbandingan volume otak manusia berukuran di atas 1.000 cc dan volume otak
kera rata-rata berukuran 600 cc. Pithecanthropus memiliki ciri-ciri:
· Mempunyai tinggi tubuh antara 160 –
180 cm
· Memunyai badan yang tegap, tetapi
tidak setegap Meganthropus Paleojavanicus
· Mempunyai tonjolan kening yang tebal
yang melintang di sepanjang pelipis
· Mempunyai otot kunyak tidak sekuat
Meganthropus Paleojavanicus
· Mempunyai hidung yang lebar dan
tidak bedagu
Penemuan fosil Pithecanthropus, di samping jumlahnya paling banyak juga
bervariasi, antara lain sebagai berikut :
1.
Pithecanthropus Erectus
Fosil
ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890. Fosil ini berasal dari
lapisan Plestosen tengah dan diperkirakan hidup sekitar satu juta sampai satu
setengah juta tahun yang lalu.
2.
Pithecanthropus Mojokertensis
Pada
tahun 1936 Von Koenigswald menemukan sebuah fosil tengkorak pada lapisan
Plestosen bawah (lapisan Jetis) di Perning, Mojokerto. Fosil temuannya berupa
fosil tengkorak anak-anak berusia kira-kira lima tahun yang diperkirakan
keturunan Pithecathropus.
3.
Pithecanthropus Robustus
Pada
tahun 1939 Von Koenigswald bersama Weidenreich di daerah Trinil. Ia menemukan
fosil manusia purba sejenis Pithecanthropus yang ditemukan di daerah Mojokerto.
Fosil tersebut ditemukan pada lapisan Plestosen bawah (Jetis).
4.
Pithecanthropus Soloensis
Di samping beberapa penemuan di
atas, sejumlah fosil Pithecanthropus yang diperkirakan berusia lebih muda yang
hidup antara 900 sampai 200 ribu tahun yang lalu juga ditemukan di daerah di
lembah Bengawan Solo seperti Sambungmacan dan Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Di
daerah tersebut, Teuku Jacob meneliti fosil sejenis Pithecanthropus dan diberi nama
Pithecanthropus Soloensis pada tahun 1967.
B.
Meganthropus Paleojavanicus
Pada tahun 1936 – 1941 G.H.R Von
Koenigswald mengadakan penelitian di
lembah Sungai Bengawan Solo. Dalam penelitiannya di Sangiran (1941), ia
berhasil menemukan fosil manusia purba pada lapisan Plestosen yang tertua
(bawah). Manusia purba tertua yang ditemukan oleh Von Koenigswald tersebut
memiliki ukuran tubuh yang jauh lebih besar daripada ukuran manusia purba
lainnya sehingga dinamakan Meganthropus Paleojavanicus (manusia raksasa tertua
dari Jawa). Meganthropus diperkirakan hidup dengan cara mengumpulkan makanan
berupa tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Mereka belum mengenal api, sehingga
makanan mereka masih dimakan secara mentah. Meganthropus diperkirakan hidup
pada masa antara 2 juta tahun sampai dengan 1 juta tahun yang lalu. Meganthropus
memiliki ciri-ciri:
· Mempunyai badan yang tegap dan tubuh
yang besar
· Adanya tonjolan tajam di belakang
kepalanya
· Mempunyai tulang pipi tebal
· Adanya tonjolan kening yang mencolok
· Tidak mempunyai dagu
· Mempunyai oto kunyak, gigi, dan
rahang yang besar serta kuat
· Hanya memakan jenis tumbuh-tumbuhan
· Mempunyai volume otak yang kecil
· Ukuran gerahamnya lebih besar dari
semua jenis manusia purba lain
C.
Homo
Fosil manusia purba jenis ini merupakan fosil yang paling muda jika
dilihat dari usianya jika dibandingkan fosil manusia purba jenis lainnya. Homo
ini hidup di kala Plestosen atas. Homo memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
· Mempunyai tinggi tubuh 130 – 210 cm
· Volume otak lebih besar dari para
pendahulunya (Meganthropus dan Pithecanthropus)
· Mempunyai otot kunyah, gigi, dan
rahang yang lebih kecil jika dibandingkan pendahulunya.
· Mempunyai ciri-ciri dari ras
Mongoloid dan ras Austramelanosoid
Secara fisik dan kualitatif manusia purba jenis Homo ini sudah lebih
maju dan sempurna jika dibandingkan dengan jenis manusia purba Meganthropus
maupun Pithecanthropus. Secara fisik, ciri-ciri manusia homo sudah mirip dengan
manusia modern jaman sekarang, seperti bentuk kepalanya yang sudah tidak
lonjong. Secara kualitatif, tingkat kecerdasannya sudah lebih tinggi karena
sudah mampu menggunakan alat-alat dari batu dan tulang.
Di samping itu dalam berburu mereka telah menggunakan alat-alat
perburuan. Mereka juga telah mengenal api karena binatang hasil buruannya
dikuliti dahulu sebelum dibakar. Demikian pula jenis umbi-umbian yang menjadi
makanan mereka juga telah dimasak terlebih dahulu sebelum dimakan. Meskipun
demikian, manusia purba jenis homo ini masih hidup secara berpindah-pindah
(nomaden). Bergantung pada persediaan makanan yang ditemukan di alam
sekitarnya, dalam berburu mereka menggunakan alat-alat dari batu dan tulang
serta tanduk binatang. Contoh alat dari batu berupa berbagai jenis kapak,
alat-alat serpih (flakes). Alat-alat dari tulang contohnya alat penusuk
(belati), ujung tombak, dan alat pengorek ubi serta keladi. Mata tombak terbuat
dari tulan ikan pari. Alat-alat dari tanduk menjangan atau rusa yang
diruncingkan.
1.
Homo Soloensis (Manusia dari Solo)
Fosilnya
ditemukan oleh Ter Haar di tahun 1931 di daerah Ngandong, Jawa Tengah. Fosil
yang ditemukan berupa tengkorak, tulang rahang dan gigi.
2.
Homo Wajakensis (Manusia dari Wajak)
Fosil
manusia purba ini ditemukan oleh BD van Rietcshoten di daerah Tulung Agung,
Jawa Timur pada tahun 1889. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak atas dan
beberapa ruas tulang leher.
3.
Homo Floresiensis (Manusia dari
Flores)
Ditemukan
oleh kelompok peneliti di Liang Bua (sebuah kapur di Ruteng, Manggarai, Pulau
Flores) di tahun 2001
4.
Homo Sapiens (Manusia yang Cerdas)
Homo
Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan
manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang.
Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis fosil Homo
Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari: fosil manusia yang ditemukan
di daerah Ngandong Blora, di Sangiran dan Sambung Macan Sragen, lembah Sungai
Bengawan Solo tahun 1931-1934. Diperkirakan hidup 100.000 – 50.000 tahun yang
lalu.
Posting Komentar