Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia




A.  Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

1.   Brandes : Bahasa yang digunakan bangsa Indonesia memiliki kemiripan dengan bahasa yang digunakan bangsa-bangsa yang mendiami Pulau Formosadi sebelah utara sampai dengan daerah tepi barat pantai Amerika.

2.   William Smith: Bahasa Austronesia dipakai di wilayah Indonesia, Melanesia, dan Polinesia.

3.   Von Heine Geldern: Bangsa Indonesia berasal dari Asia daratan. Berdasarkan kemiripan bentuk beliung batu yang ditemukan di sekitar sungai Irawady dan Huang Ho dengan beliung yang ada di Indonesia.

4.   Mohammad Yamin: Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri. Ini berdasarkan artefak-artefak tua yang banyak ditemukan di daerah Indonesia

5. H. Kern: Bangsa IndoneSia berasal dari Campa, Kamboja. Ini berdasarkan persamaan nama-nama binatang dan alat-alat perang mereka.


Tahukah anda??
Menurut Sarasin bersaudara, penduduk asli Kepulauan Indonesia adalah ras berkulit gelap dan bertubuh kecil. Mereka mulanya tinggal di Asia bagian tenggara. Ketika zaman es mencair dan air laut naik hingga terbentuk Laut Cina Selatan dan Laut Jawa, sehingga memisahkan pegunungan vulkanik Kepulauan Indonesia dari daratan utama. Beberapa penduduk asli Kepulauan Indonesia tersisa dan menetap di daerah-daerah pedalaman, sedangkan daerah pantai dihuni oleh penduduk pendatang. Penduduk asli itu disebut sebagai suku bangsa Vedda oleh Sarasin. Mereka membawa budaya perkakas batu. Kedua ras Melanesia dan Vedda hidup dalam budaya Mesolitik.




B.  Kedatangan dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

1.    Proses Kedatangan Nenek Moyang

a.    Gelombang Pertama

Sekitar 2000 SM, penduduk dan ras Melayu Austronesia dan Teluk Tonkin bermigrasi ke Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Proto Melayu atau Melayu Tua. Kedatangan mereka itu mendesak penduduk dan ras Austromelaneoid ke pedalaman, bahkan ke Indonesia bagian timur. Penduduk ras itu menjadi nenek moyang penduduk Papua sekarang.Memasuki Kepulauan Indonesia, Proto-Melayu menempuh dua jalur, sesuai dengan jenis kebudayaan yang dibawa.

Jalur pertama melalui utara (timur) Filipina menyebar ke Sulawesi, Maluku, dan Papua. Masyarakat Proto Melayu yang menempuh jalur ini membawa kebudayaan Neolithikum berupakapak lonjong. Itulah sebabnya, di bagian timur Indonesia banyak ditemukan artefak Neohithikum berupa kapak lonjong. Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur ini antara lain masyarakat Toraja.


Jalur kedua melalui barat  Malaysia menyebar ke Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Masyarakat Proto-Melayu yang menempuh jalur ini membawa kebudayaan Neolithikum berupa beliung persegi. Itulah sebabnya, di bagian barat Indonesia banyak ditemukan artefak Neolithikum berupa beliung persegi. Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur ini antara lain masyarakat Nias, Batak, Dayak, Toraja, Papua, dan Sasak.

b.    Gelombang Kedua

Sekitar 500 SM Bangsa Deutero Melayu masuk ke wilayah nusantara melalui jalur Barat, rute yang mereka tempuh dari Yunan (Teluk Tonkin), Vietnam, Malaysia, hingga akhirnya tiba di Nusantara. Kedatangan mereka mendesak penduduk keturunan Proto-Melayu yang telah lebih dahulu menetap. Memasuki Kepulauan Indonesia, masyarakat Deutro-Melayu menyebar ke sepanjang pesisir. Ada juga di antara mereka yang masuk ke pedalaman. Keturunan Deutero-Melayu antara lain masyarakat Minang, Jawa, dan Bugis.

Masyarakat Deutero-Melayu membawa kebudayaan perunggu, yang dikenal dengan sebutan Kebudayaan Dong Son.Deutero-Melayu membawa kebudayaan yang jauh lebih maju dibandingkan pendahulunya, bangsa Proto Melayu. Mereka sudah berhasil membuat barang-barang dari perunggu dan besi antara lain kapak serpatu / corong, nekara, menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, dan punden berundak-undak.

C.  Terbentuknya Keanekaragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indoesia

Pada saat nenek moyang bangsa Indonesia datang secara bergelombang  dari Cina Selatan, keadaan geografis Indonesia yang luas memaksa nenek moyang bangsa Indonesia  untuk menetap di daerah yang terpisah satu sama lain. Isolasi gegrafis tersebut mengakibatkan penduduk yang menempati setiap pulau di nusantara tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa yang hidup terisolasi dari suku bangsa lainnya.  Misalnya perbedaan bahasa dan adat istiadat  antara suku bangsa Gayo Alas  di daerah pegunungan berbeda dengan penduduk suku bangsa Aceh yang tinggal di pesisir pantai Aceh.


D.  Jenis nenek moyang bangsa Indonesia
a.    Bangsa Melanesia (Melanesia Mongoloid): kulit kehitam-hitaman, badan kekar, rambut keriting dan hidung mancung. Bangsa ini sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa keturunannya seperti Suku Sakai/Siak di Riau, dan suku-suku bangsa Papua Melanosoide yang mendiami Pulau Irian dan pulau-pulau Melanesia.
b.    Bangsa Melayu Tua / Proto Melayu yang merupakan ras Malayan Mongoloid memiliki ciri-ciri antara  lain: Kulit sawo matang, rambut lurus, badan tinggi ramping, bentuk mulut dan hidung sedang. Yang  termasuk keturunan bangsa ini adalah Suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Dayak (Kalimantan Tengah), dan Suku Batak (Sumatera Utara).
c.    Bangsa Melayu Muda / Deutro Melayu yang merupakan rasa Malayan Mongoloid sama dengan bangsa Melayu Tua, sehingga memiliki ciri-ciri yang sama. Bangsa ini berkembang menjadi Suku Aceh, Minangkabau (Sumatera Barat), Suku Jawa, dan Suku Bugis di Sulawesi.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama